Written on 10/21/2008 01:46:00 PM by Indah Puspita Rani
Didasari dari hasil chatting gw sama sepupu gw, yang berbeda satu generasi. (yang satu udah nikah, udah punya anak, yang satu lagi belum, lulus kuliah aja belom jelas. :p well we're just 6 years apart ;p actually)
"Ien lagi sibuk Exam, huhuhu stress!"
"Hehe jadi bersyukur udah lulus kuliah dan gak perlu stress2 mo ujian lagi. "
"Tapi sekrang sibuknya ngurusin keluarga, hehehe"
"Iyaa.. pengen cepet2 lulus kuliah tapi gak cepet2 nikah." "Tapi gak lama2 banget juga gak nikahnya, ntar keburu tua."
"Dasar cewek2 jaman sekarang banyak maunya!"
"Maunya sih nikah, tapi tetep clubbing juga, tetep keluar malem juga, tetep maen2 ama temen2 juga."
"Hahaha.. gak bisa ya?!" "Eh ien, ditinggal dulu ya, panggilan tugas ibu memanggil"
Imajinasi itu akhirnya terbang begitu saja. =)
------
Cewek2 sekarang emang banyak maunya.
Mari posisikan jiwa kita di jaman orang tua dulu. Let say
30 tahun yang lalu. Di tahun
1978, setahu gw, masih banyak cewek yang terobsesi dengan pernikahan.
Terobsesi maksd gw, mereka ingin menikah, dan setelah menikah jalan mereka jelas.
Ya jelas,
sesuai suami yang mereka dapet. Kalo suaminya kebetulan berhasil, begitu juga dia, ikut berhasil, ikutan arisan disana sini, sebagai
Ibu Anu, istrinya
Pak Anu. Kemana2 membawa nama
Anu.Wanita2 itu sekolah lho, dijaman 70an, pendidikan sudah sampai ke perempuan.
Thank's to Ibu Kartini. Tapi sebagian besar dari perempuan pada masa itu, masih menempatkan masa depan pada calon suami. Masa depan ya tergantung suami macam apa yang didapat.
Mungkin ya, kalo gw hidup dimasa itu, gw bakal bilang :
"Gak penting kamu sekolah dimana mbakyu, yang penting pacar kamu, yang mau kamu nikahi itu, kuliah dimana? Calon orang kaya atau bukan? Kalau suami kamu pinter, anaknya juga nanti pinter, kalo anaknya pinter, bisa jadi orang kaya juga nantinya, jadinya hidup mbakyu sampai tua enak.."
Pathetic? Gak juga. Itu fenomena yang pasti terjadi, jaman2 transisi untuk perempuan, dari belenggu ke kebebasan.
*Sedangkang kebebasan buat perempuan sampai saat ini masih saja dikungkung secara terselubung* Dan kalo gw hidup dimasa itu, gw pun gak bisa seenaknya keluar dari zona itu,
zona aman karena suami. To be honest, untuk beberapa tahun di masa2 belia gw, gw pernah berdiri di zona itu, mencari laki2 yang calon kaya, supaya hidup gw enak, gak perlu kerja, engkang2 kaki dirumah aja, arisan sana sini, belanja abisin duit suami.
Whuaaa What a life!! Enak banget!Mari kembali ke waktu kita,
2008. =)
Cewek2 jaman sekrang
udah kuliah tinggi2. Ada yang jadi dokter, ada yang jadi engineer, ada yang jadi scientist juga. Posisi mereka juga ga kalah sama laki2, gw tau satu kakak kelas gw yang selalu jadi no.1 angkatan setiap tahun, dan dia calon dokter perempuan.
Kami tidak lagi mengejar mimpi melalui laki2. Kami mengejar mimpi pakai kaki sendiri. Kami itu punya cita2. Cita2 yang kami kejar, kami juga pengen punya karir, tinggi sama tingginya dengan laki2. Kami gak mau kalah dengan laki, intinya itu. Kami tidak mau tergantung dengan laki2.
Emansipasi wanita. Butuh waktu lama untuk akhirnya bisa benar2 terjadi. Dari era Ibu kartini,
1879-1904, sampai akhirnya sekrang tahun 2008,
emansipasi wanita baru benar2 terasa. Walau kadang gw masih bisa aja ketemu sama orang2 yang berpendapat, laki harus selalu ada di atas wanita. Wanita harus selalu nurut dengan laki2, dan sebagainya.
Wajar butuh waktu lama, karena yang diubah itu bukan saja aturan2 hidup yang akhirnya membiarkan perempuan untuk bisa belajar, tapi juga harus mengubah cara pikir perempuan2, bahwa kita lahir tidak hanya untuk menempatkan kaki diatas kaki suami, dan
menghentikan mimpi disaat ijab kabul terucapkan.
Point pertama :Sayang banget kalo mimpi2 perempuan2 itu harus terhenti hanya karena :
MENIKAH! Setelah menikah, gw akan punya keluarga.
Gw, suatu
saat nanti pasti akan mengabdi sama suami gw. Itu pasti. Suami adalah nahkoda dalam keluarga, dia yag meng-
drive keluarga,
tapi bukan gw. Gw juga punya posisi kuat di keluarga itu, gw itu wakil dari nahkoda, di saat nahkoda berhalangan, gw yang maju. Ato gini deh, anggaplah gw VP dari keluarga ini dimana suami gw adalah Presidentnya. Untuk punya organisasi yang kuat, harusnya President ngerti, bahwa pendapat VP harus didengarkan, keputusan itu diambil dari hasil meeting yang di pimpin sama President alias suami. In a short word,
menikah itu kompromi. Masing2 punya impian masing2, masing2 punya tujuan masing2, dalam kompromi, tidak ada yang menang atau kalah, tapi 22nya mengerti apapun yang menjadi hasil keputusan adalah untuk memenuhi keinginan masing2 tanpa harus mengorbankan kepentingan bersama.
Menikah bukan berarti istri gak bisa bekerja, kejar karir, ato sekolah lagi.
Gw pernah mendengar satu suara dari laki2. Dia bilang urusan keluarga itu dibagi 2.
To be honest, my dear man, nice thinking!.
Istri punya tugas, tapi laki2 juga punya tugas.
Jaman sekarang tidak hanya laki2 yang mencari nafkah, tugas itu dibantu sama istri. Mengurus anak bukan semata2 tugas istri di keluarga. Suami tugasnya apa kalo bukan juga ngurus anak2? Apa hanya karena anak yang dibikin berdua, hanya cita2 istri yang terpacung?
Point kedua:Emansipasi wanita.
Girls, we need to be fair. Emansipasi wanita, bukan berarti penyamarataan besar2an. Hak untuk laki2 dan perempuan, kita bagi dua,
tapi sesuaikan juga dengan kewajiban. Jujur gw suka gatel kalo ngeliat ada cewek yang manjanya berlebihan sama laki2. Minta tolong untuk ngangkat barang2 yang berat misalnya.
Girls, see surrounding first ya kalo mo minta tolong.
Coba bayangkan, kalo ternyata kita tergabung dalam satu committe, yang kebetulan orangnya gak banyak, dan harus ngangkat2, minimal kita bertanggung jawab untuk barang2 kita sendiri. Apapun itu bentuknya, barang2 pribadi seharusnya bisa kita bawa sendiri, barang pribadi apa sih yang berat? apa iya kita bawa kulkas kemana2? nggak kan?
Gw itu perempuan, gw tau kemampuan perempuan dalam hal tenaga jelas berbeda dengan laki2. Itu namanya anugerah dari Allah buat laki2. Entah badan sekecil apa, buat laki2 ngangkat sekarung beras yang beratnya ratusan kilo. Gak pa pa. Mereka gak tepar!
Tapi buat perempuan,
itu maha berat sekali saudara2. Bukan berarti gak bisa, hanya saja kalo kerjaan itu dikasih ke perempuan bakal jadi gak efektif, kami bisa melakukannya tapi waktunya bakal lama banget. Tapi disaat tidak ada manpower lagi, masa' iya kita diem aja Girls?
Gw suka panas, kalo ada laki2 yang nyolot bilang :
Cewek2 itu maunya aja emansipasi wanita. Disamaratakan dalam semua hal, tapi kalo disuruh yang berat2 udah langsung bilang "Kamu kan laki2 masa' iya cewek sih yang ngelakuin begituan!". Coba disiruh masak ato nyuci baju dijawab lagi : "Sekarang itu jamannya emansipasi wanita mas, kerjaan rumah tangga, udah harus dibagi rata, kemaren aku udah masak, hari ini kamu yang masak." Ato kalo cewek jadi ketua kelas misalnya: "Sekarang emansipasi wanita, posisi ketua sudah bisa dipegang sama wanita!" Emansipasi kok pilih2, giliran yang enak aja dibilang emansipasi wanita, gilaran yang susah yang susah2, dikasih ke laki2!.
Gw mencoba mengajak perempuan2 berpikir.
Kok gw ngerasa ada benarnya ya?
Masih banyak perempuan2 di masa sekarang, yang suka pilih2 kalo masalah emansipasi. Giliran yang susah2 dan berat2 bakal dikasih ke laki2. Tapi yang enak2 maunya dikuasi sendiri. Kok egois sekali kita?
Mungkin sekarang sudah saatnya kita mulai men-laki2-kan diri kita. Dan laki2 mulai men-perempuan-kan diri mereka.
Haha.. Maksud gw, sebagai perempuan kita harusnya lebih mandiri, dan sebagai laki2 harusnya mulai memperdayakan perasaan. Tapi tentunya tetap dalam batas kodrat kita lah ya..
Point Ketiga:Jangan Maksa,
Kita itu masih punya kodrat.Emansipasi wanita itu ya, bukan hanya sekedar karena sekarang wanita bisa jadi supir bis, wanita bisa jadi tukang ojek dan lain sebagainya.
Tapi dimana kita bisa menempatkan diri, dimana biasanya hanya laki2 saja disana. Dimana anggapan laki2 saja yang bisa jadi ketua, dan hanya laki2 saja yang bisa mempunyai kesempatan untuk mengejar karir, sudah gak jaman lagi. Dimana dulu, kalo perempuan yang ngomong hanya dianggap angin lalu, sekrang perempuan kalo ngomong udah didengerin karena sudah ada dasarnya. Pendidikan!
Tapi lagi,
bukan berarti perempuan bisa melakukan segalanya. Kita punya tenaga yang terbatas. Mungkin kalo masalah otak, bisa dikuras habis2an sampai titik penghabisan. Tapi kalo tenaga, somehow kita memang terlahir tidak sekuat laki2.
Kita juga kewajiban yang gak bisa ditinggalkan.
Menyusui, hanya kita yang bisa.
Laki2 gak bisa.Ini juga yang laki2 perlu mengerti, bahwa kita memang butuh maternity leave.
Humm.. gw gak tau pasti itung2an, but sempat ada satu cerita dari temen gw, yang bilang jaman sekarang, walaupun perempuan lagi maternity leave, tapi tetep ngerjain kerjaan di rumah, sambil menyusui anaknya.
*talk about it more detail later, setelah gw udah kerja kali ya.. ;p*Point gak penting:Duh kalo gw nulis beginian makin
susah dapet jodoh gak ya?. Hahaha
Gw sadar betul, di luar sana, mana ada laki2 yang mau punya istri yang lebih dari dia.
Gw juga belum tentu jadi orang yang berhasil banget sih nantinya, sampe2 cowok2 pada jiper, Alhamdulillah boo.. gw mah jadi cewek yang biasa2 aja. Gak pinter2 amat.. Gak cantik2 amat.. Tapi mutlak gak jelek.. haha..
Tapi gw pasti mengejar mimpi gw. Laki2 yang baca, dan yang tadinya berpikir mau mendekati gw
*haha ngarep*Gw memang mo ngejer apa yang gw mau, tapi gw tau kodrat kok, gw tetep jadi istri yaang baek kok.
haha..Gw jadi inget kata2 temen gw:
"Gw mo masuk NTU!" "Wah.. Ien jangan2 nanti susah kawin lo!"....
"Kayaknya sih,, pengen sekolah lagi nih.. " "Wahh.. ien makin susah lo nyari suami! Siapa yang mau coba?!"Bingung ya, untuk masalah ini,
laki2 dan perempuan gak bisa disamakan.Laki2 semakin tinggi sekolah dia, makin tinggi pendidikan dia, ato karir dia, makin gampang dia cari istri.
Tapi kalo perempuan, makin susah dia dapet suami.
Ironis sekali. =)
Posted in
boys and girl,
day-dreaming
|
Written on 10/16/2008 05:33:00 PM by Indah Puspita Rani
There's a lot I wanna write, too many, so let me call this post : Bubbly Post, since I got a lot of points I wanna share here.
---------
Kalo lo punya
Facebook gw, mungkin sempet ngeliat status gw yang nulisnya
I AM IN DANGER. Well, a bit exaggerate, tapi bener juga sih.
Belakangan gw gak sempet nulis di blog, padahal banyak banget yang mo gw tulis.
Itu smua karena tugas gw yang numpuk!! Capek, plus
exam is coming in November which can't be ignored as well.
Tugas? iya Tugas HRM: Human Resource Management.
Di EEE, HRM adalah subject yang terkenal banget. Nanti de lain kali gw ceritain lagi. Agak aneh mungkin anak EEE dapet subject HRM, yang lebih mengarah ke bisnis, dan demandnya gila2an, untungnya sih grup gw gak sampe meeting 12 jam dalam sehari kayak grup lainnya, tapi lumayan capek juga, meeting hampir tiap hari minal 5 jam, mending kalo dalam hari itu kita dapet sesuai deadline yang kita bikin sendiri, kalo stuck?
capeknya gak ilang2. Yah intinya gitu de.
Yang menyakitkan, HRM gw harus di
redo. Jadi perjuangan gw kemaren2? yu da da ba bay. I need to think something else. Dan sempet bete juga, karena ternyata ide yang dilontarkan sama gurunya adalah
ide gw yang tiba2 diganti, dan baru gw ketahui saat gw di Indo lagi lebaran. Tapi ya namany kerjaan grup, gw harus dukung hasil keputusan bersama.
Selain project HRM. Masih ada
profcomm, well this one is quite okay I think.
Exam cukup ngebuat gw pusing. Sekarang gw lagi tahap ngejer, usahin di kampus minimal ampe library tutup jam 11.30pm
*tapi kebanyakan sih ampe jam 1an pagi*, soalnya kalo dikamar kayaknya gw udah gak bisa belajar lagi. Entah waktunya terbang kemana2, tau2 abis dan lecture note itu gak maju2 gw bahas.
Sempet nyesel juga gw karen kemaren2 hampir gak pernah masuk lecture. Alasan gw awal2 semester, karena gw
gak nafsu sekolah alias somehow ilang motivasi mo kuliah, ditambah lagi projects yang bikin capek.
Damn!! What a moron! I shouldn't follow the devil of mine. Gosip2 bahwa tahun depan bakal sulit nyari kerjaan gara2 Financial Crisis, cukup nganggu sedikit. Wah.. nasib gw tahun depan rada blur.
Perlu gak ya gw ganti plan hidup gw?
Anyway, apapun itu! Gw tetep harus positif!
---------
Ngerasa bersalah karena gw gak bisa nepatin deadline
BLOG ACTION DAY, tanggal 15 October 2008 kemaren.Harusnya gw ikutan itu, nulis tentang
POVERTY. Honestly, gw udah ada rencana nulis tentang
LASKAR PELANGI. Iya tentang pelem itu. Yah mungkin agak sedikit melenceng, tapi kata2 bokap gw tentang pelem/buku ini
"Ini buku emang inspirational kok!" , setelah gw pikir baek2:
iya juga.
Laskar Pelangi itu gambaran anak2 miskin yang punya mimpi.
Kedengarn Klise, tapi gw
amaze sama orang2 yang punya mimpi apalagi kalo dia punya banyak keterbatasan.
Anak miskin yang berani bermimpi. Harusnya orang2 yang kayak gitu yang kta bantu.
---------
Gw butuh SENTUHAN COWOK.Not in dirty way of course. haha
Belakangan gw
capek, stress dan takut.
Pada saat2 seperti ini, yang gw butuhin bukan sekedar cerita aja, tapi sentuhan,
cuddle.Jaman dulu waktu kakak gw yang pertama masih di Singapur, yang biasa gw lakuin :
TELPON. Ketemuan. Minta traktir
hehehe. Biasanya kalo gw duduk sebelah dia itu, badannya kan kayak gorilla tuh,
:p gede banget, jadi kalo nyender gitu enak banget, empuk lagi! Sekaligus masalah gw berkurang. Dan cerita ke orang ampe mulut berbusa juga gak begitu perlu.
Gw juga inget pas ESQ, ada session renungan gila2an, yang bikin gw nangis minta ampun. Gw sebenernya gak terlalu suka dipeluk saat itu,
apalagi sama cewek :p . Tapi nangis gw gak berenti2, dan setelah sekian lama, orang2 udah pada berenti nangis, berdiri dan siap2 solat magrib, gw masih di pojokan nagis, tapi akhirnya berenti karena kakak yang kedua gw dateng
and cuddle me. Masih inget kok gw,
rasanya pas tangannya di leher gw, sedikit ngebelai rambut gw, dan nyuruh gw diem, jangan nangis lagi. Saat2 paling stress gw itu kira2 akhir 2007 dan awal 2008. Dan ya, waktu itu cerita doank gak cukup. And I need to be cuddled. And
there he was, cuddle me and melt me in his words.Waktu gw pusing2nya HRM, ada salah satu orang di grup gw yang hobi megang kepala gw.
Dan gw terdiam. Keenakan. Gak berontak. Ya ini juga yang ngebuat gw ngerasa, gw butuh sentuhan laki2.
Kakak gw juga sering begini,
*well faktanya gw anak terakhir, dan yang paling bisa membuat gw diam seperti anak kucing, ya ini, saat kakak2 gw megang kepala gw, ato bukan cuma kakak2 gw, laki2 itu yang pernah dekat juga pernah melakukan hal yang sama, dan somehow memberi rasa tenang*. Tapi gw tau,
kalo gak bisa ya jangan dipaksain.Mungkin saat ini, gw emang harus cerita ampe mulut berbusa.
Eh tapi gak ada waktu itu begimane..
---------
Belakangan gw suka nonton pelem seri indo yang udah bapuk.
Katro ya gw, baru nonton DUNIA TANPA KOMA.
Yang maen orang2 terkenalnya indo, Dian Sastro, Tora, Fauzi Baadilla, Rahmat Rahardjo, Didi Petet, Cut Mini, Wulan Guritno, Ari Sihasale, Surya Saputra, Luna Maya, dan masih banyak lagi.
Yang mo nonton ada di Youtube, search aja,
dunia tanpa koma ep1, ntar langsung keluar part 1 ampe part 6. Ini pelem cuma ada satu season, 14 episode. O ya ceritanya tentang wartawan2 gitu de.
Tapi masalah ceritanya kurang penting dalam hal ini.
Yang gw pikirin.
Ada 1 pesen yang sering banget dilontarkan di pelem ini.
" Ikuti kata hati kamu! "gw selama ini percaya dengan kata2 itu.
"Ikuti kata hati kamu, tapi otak harus tetap dingin, dan tetap di pake."
Tapi kok, belakangan gw merasa kata2 ini
klise sekali.Bagaimana bisa kita denger hati kita?
Bagaimana bisa kita itu yang sesuai hati nurani?
"Ikuti kata hati kamu!" ini bener2 bukan penghalusan dari
"lakuin apa yang lo pengen aja!" ? egois sekali!---------
Gw bingung, sebenernya orang yang kita sayang itu seharusnya yang gimana sih?
Orang yang memberikan kita getaran2 yang kita sendiri gak tau apa artinya?
Atau orang yang kerap sekali bertemu dengan kita, berkomunikasi, dan berbagi pikiran?
Atau orang yang selalu memperhatikan kita, walau sebenernya geteran2 itu hambar, tapi kalo perhatiannya ilang, ya kita kehilangan?
Siapa yang seharusnya disayang?
---------
O ya, akhirnya
gw berhasil menglist mimpi2 gw. Mau tau gw akhirnya berhasil mengelistnya dimana?
Di WC, deket MCd kampus pake word di HP gw! hahaha..
Dreams to catch-on yang sebenernya sebagian besar gw pengenin dari kecil : (ato mungkin lebih tepatnya plan ya?)
- Lulus minimal 2nd lower, hope for more of course.. =)
- Kerja di perusahaan henpon ato bank (well, langkah pertama IA di Motorola itu sebagai awal, tapi kenyataan bahwa sekarang nyari kerja susah, I will take anything for the first time, dan suatu saat nanti, tunggu aja!)
- Punya mobil di Singapore, in less than 10 years
- Sekolah lagi.
- Punya pacar.
- Nikah sama orang yang gw sayang bener2 within these 10 years.
- Punya tempat tinggal sendiri di singapore in less than 13 years.
- Donor organ.
- Ikutan kegiatan2 daru UNICEF, UNESCO, dan sejenisnya.
- Do something big, punya sekolah? Punya yayasan? at least masuk ke dalamnya.
Apalagi ya?
Those 10 for now, I guess!
---------
Posted in
diary
|