Ask Google

Custom Search

Makan Siang

Written on 8/31/2007 01:40:00 PM by Indah Puspita Rani

Seperti biasa, makan siang selalu bareng2 temen IA. Temen2 sepenanggungan ceu nah :P. Kebetulan temen2 makan siang gw selama IA, gak ada sama sekali malay-nya, apalagi indonesian-nya. Maklum anak indo yang EEE kayaknya cuma gw deh yang ambil IA di semester 1, bahkan anak yang ABP pun ambil IA di semester 2.

Jadi temen IA lo tuh sapa to?

Hehehe,, jadi kepanjangan. Nahh.. jadi temen IA gw adalah warga negara sini dan sini, dengan perbandingan 6:1. Dan seperti yang tadi dibilang, bahwa gak ada malaynya, alhasil race dari kesemua temen makan siang gw adalah : orang2 yang memakai bahasa ini. -credit to mbah wiki-


Masalah dalam pergaulan?

Tentu ada. Tapi anehnya, masalah yang gw punya adalah sesuatu yang gw pikir harusnya tidak jadi masalah yaitu bahasa. Secara most of my lunch-friends are Singaporean, they should speak english well, and yes, in fact they speak English very-very well.


Trus gak masalah donk?

Yah,,ternyata masih bermasalah. Walaupun mereka dalam satu grup, dimana di grup tersebut ada gw, yang notabenenya bukan chinese, yang sama skali gk ngerti chinese language, mereka masih menggunakan bahasa tersebut. Kadang untuk sesuatu yang sepertinya sangat lucu. Yahh,, disaat seperti ini yang kadang ngebuat gw ngerasa gak enak. Rasanya pengen teriak "Eh, kalo cerita lucu,, bagi2 donk.. !!". But, it wasn't pissed me off, karena ada grup kecil dalam grup besar itu yang cukup sering makan bareng, dan mereka cukup terbiasa speak English or translate the-things-what-they-are-talking-about to me. Dan gw bener2 merasa nyaman dengan mereka. Namun sayangnya,, hari ini gw gak satu meja dengan mereka dan gw terdampar di lautan pencinta speaking-chinese-language-whichever-situation-they-have. -S**t I had almost 1 and a half hour with them.-

Dan hal ini mengingatkan speech dari PM Lee. Waktu itu membahas masalah bahasa. Kira2 dia bilang begini :

"It's exhausting to give speech in 3 languanges. Satu
bahasa harusnya ada untuk jadi first language, kalo pilih chinese, berarti english harus rela untuk jadi second priority, dan juga sebaliknya. Dan untuk menyatukan negara Singapura, ada rencana untuk mengajarkan chinese people bahasa malay atau bahasa indonesia -humm..I felt strange about this, but really, I remember he said 'bahasa indonesia'-, dan sebaliknya orang malay belajar bahasa
chinese. So they can understand each other. "

Gw rasa pemerintah cukup sadar keadaan yang terjadi di lapangan Singapura. Dan sebagai tambahan, tak lama sebelum speech tersebut ada artikel di NTU TRIBUNE, tentang mahasiswa Vietnam yang kuliah di NTU. Ada satu quotenya di koran itu : " I didn't expect they -I think she meant Singaporean students- speak chinese too much".
See? Jadi gw ga salah donk, bahwa terkadang gw suka pissed off sama Chinese Singaporeans -ingat ada 's'nya maksdny secara keseluruhan ya.. bukan induvidual- They live in Singapore, but they act as an landlord. Gw gak tau gmana asal muasal Singapore== a-small-land-of-China. Tapi menurut hipotesis salah satu seorang teman, yang menurut gw cukup masuk akal, yaitu; jalur perdagangan. Yahh.. tau kan?! Orang China itu hobi dagang ;p.
Kenapa gw bilang mereka act as the landlord?
Bisa dilihat dari mereka yang gak bisa bahasa Malay sama sekali. Menurut geografis, dan juga sejarah, Malay tentunya bahasa ibu mereka yang seharusnya. Yahh.. Paling tidak itu yang guru2 geografi ajarin ke gw, saat gw masih pake baju putih biru. Tapi ternyata di lapangan, hanya sedikit yang bisa bahasa Malay lancar. Satu2nya lagu berbahasa Malay yang mereka bisa, Lagu dibawah ini :


Lalu, ini kan tanah Malay, most of them are moslem, tapi ternyata moslem disini tidak bisa melakukan ibadah dengan tenang, terbukti dengan adanya larangan untuk solat di gedung public. Dan hal ini yang ngebuat anak2 sekolah di Singapura, menjamak seluruh solatnya dirumah, which I found it's strange, is it allowed? I don't know!.

Setelah itu,,,,, udah ahh.. ;p

Gw sebel banget, knapa malah tuan rumah yang dikucilkan. Hey man,, where are those chinese people come from? Rasanya pengen teriak ke Malay2 disini : "Oh.. Mann. protect your land, c'mon you should ask them to respect all of you as the landlord." Anyway, it none of my bussiness, I have no right to say anything, so let's just watch it. -tapi berhubung ini blog gw,, jadi terserah gw donk.. mo ngomong paan. hehehehe. ;p-

Gw rasa, Indonesian chinese jauhhhh lebih baik. Mereka menghormati pribumi di Indonesia. Walau gw tau, bahwa masih banyak pribumi di Indonesia yang g suka sama chinese for no reason. Tapi gw rasa mereka cuma jealous, memang kebanyakan chinese lebih berhasil dan banyak duit. Tapi liat dulu donk, mereka memperoleh itu smua dengan kerja keras. Dan gw rasa gak ada alasan untuk ngebenci mereka. They respect the 'pribumi'. They speak indonesian fluently, which is our mother tounge. They respect the law and the culture. They love indonesia. Yeah..!! They are indonesian. Indonesia harus bersyukur.

Dan gw selalu inget gadis ini dan ini, kalo lagi makan siang. Mereka ngerti chinese, jadi gw suka ngebayangin "Kalo ada mereka, pasti gw ngerti apa yang mereka omongin, dan gak ada lagi roaming ;p. " Miss U girls.

If you enjoyed this post Subscribe to our feed

6 Comments

  1. Irsan |

    Kakakmu itu lho...

    "Sipit but not chinesse" :)

    Nikmati aja in, perbedaan itu indah. Hehehe.. Ya ga? Gimana klo misalnya Tuhan cuman ciptain cowok aja. Suseh.. Bakal maen 'pedang' aja kerjaannya. Hehehe..

     
  2. yoga.oksida |

    Huhu... hati hati ngomong soal race, ntar bisa di cekal loh sama government, kekeke...

    Hmm, dulu aku juga mikirnya gitu sih, tapi coba deh ntar habis ngambil EnSoc (ada sejarah gimana Singapore berdiri), jadi agak bisa memahami. Tp yang pasti beruntung banget kita di Indo punya 1 (real)common language.

    Btw, blognya keren, aku link yah

     
  3. Indah Puspita Rani |

    asikk. ada yang ngelink.. hehehe. :p

     
  4. Reza de Bhro |

    Wah, ente pas yang tanggal 6 September dateng ga Yog?

    Lecture eng soc-nya parah.
    Maaf, menurut ane lecturer-nya agak memihak. Bener2 mendiskreditkan Malay dan Muslim, huhuhu.... Lecture recordingnya ane ada kalo ente mau.

    Tapi ya gitu lah Indah. Mau ga mau kita sebagai kaum minoritas ya agak ngalah gpp.

     
  5. Indah Puspita Rani |

    wahh.. itu harus di demo tuh!!

    Eng Soc itu apa yaa?? Engineer Society kan?

     
  6. Anonymous |

    huhuhu,,,
    iya ien,,,
    suka sebel kalo temen2 group gw ngomong chinese gw ga ngerti,,
    untung slalu ada yg ngingetin kalo gw ga bsa,,,:(

     

Post a Comment