Ask Google

Custom Search

Unresolved Things

Written on 11/29/2008 11:58:00 PM by Indah Puspita Rani

Have you ever watched 'How I met Your Mother'? I am talking about the 4th season. 



Many people complain that HIMYM has too much drama lately, where they are supposed to a light comedy TV show. 

But, in too-much-drama condition of it, there's a lesson there that trapped in mind. 

In the early episodes, Ted is willing to marry his girlfriend, Stella. 
In that wedding, he invite his-x cum bestfriend, Robin.
Nahh karena masalah itu.. berantemlah mereka!

Stella gak setuju untuk bawa mantan ke acara kawinan. Alasannya, risky!

"It's gonna be weird. How 'bout if there's still unresolved things between you guys?"

To be short. 
Yak, ternyata unexpectedly, tidak hanya mantan pacar Ted yang datang, tapi juga mantan suami Stella yang datang. 

Dan, ujung ceritanya, pernikahan itu batal. Karena setelah masing berbicara sama mantannya , Ted ke Robin, dan Stella ke Tony (her x-husband), untuk menyuruh dengan sopan agar mereka pulang.  

Ternyata it turn out to be really unexpected; Stella memutuskan pulang bersama Tony. Dan hubungan mereka kembali lagi. Tepat di hari suppossed-to-be pernikahan Ted dan Stella.

Pathetically Ironic.

Inilah bahayanya 
Unresolved Things in relationship.

----------

Apa itu Unresolved thing?

Well, menurut gw :
Kalo setelah berpisah, tapi kita masih kepikiran sama mantan. That might be a symptoms of unresolved thing.

Kalo masih saja ada pertanyaan di kepala kita, tentang hubungan yang lalu. Apakah dia jujur atau tidak? Apakah dia dulu sayang atau tidak? Apakah yang dia rasakan dulu?
That is unresolved thing.

Kalo malam2 masih teringat, dan kebayang2, lalu terjadi lebih dari 5 bulan *the time span is different for each person i guess*, that might be unresolved thing in your relationship. 

Kalo setiap melihat mukanya, rasanya ingin merespon, baik negative ato positive, bisa jadi ada unresolved thing.

Kalo bercerai, dan saat melihat anak hasil pernikahan, merasa bersalah, lalu ingin kembali lagi bersama mantan suami. Menurut gw itu termasuk unresolved thing : Anak!

Kalo lo masih sayang dan tidak bisa lepas, ingin bersatu, dan seterusnya. 
For this one, really! I am still questioning; is it unresolved thing? But there's a chance, that it's one of theme. Well, I am no sure either. 

Intinya, kalo masih ada yang belum selesai, baik bagi keduanya atau salah satu, it's an unresolved thing. Which should be resolved, anyhow!


Beberapa bulan yang lalu. Ada satu post yang masih gw inget sampe sekarang dari chacha. Intinya;
Yang namanya sampah itu harus dibuang, termasuk juga sampah hati!

Saat itu, gw pikir hal yang harus dilakukan saat patah hati adalah membuang sampah itu jauh2, masukin ke kantong plastik, dipilah pilih dan seterusnya. Sama kayak kalo kita lagi bersih2 kamar. Yang kotor ato gak guna lagi dibuang, yang masih dipake yah disimpen dan di tarok di tempat yang tepat. Tapi ada beberapa barang yang sayang untuk dibuang, lalu disimpan baik2 tanpa harus terlihat. 

Well, kalo kita sudah sangat baik dalam memilah2 sampah seperti itu. You don't need to be afraid. Gw yakin, masalah unresolved thing shouldn't be yours. Karena bisa dipilih2 mana yang penting disimpan, yang gak penting dibuang, yang gak jelas termasuk bahan yang harus dibuang. =)

Berani membuang sampah di state awal patah hati, mungkin merupakan salah satu tindakan preventif dari unresolved thing. Tapi jangan pikir membuang sampah adalah hal yang gampang untuk dilakukan. Perlu tenaga, dan waktu, juga hati yang sabar waktu ngebuang sampah. Perlu keteguhan hati dan percaya diri juga. Gak gampang.

Walau banyak yang bisa membuang sampah dengan indahnya setelah patah hati. Masih ada beberapa orang di luar sana yang kesulitan untuk membuang sampah. Mungkin juga orangnya gak sadar. 

Misalnya, bayangkan sebuah dress cantik tapi sudah kuno. 
Kalo dipakai, dressnya masih cukup, lalu kita merasa singset dan cantik saat memakainya. Tapi sayangnya agak aneh untuk dipake keluar rumah, karena kekunoannya, out of date, entah warnanya sudah kusam, ato modelnya udah gak jaman. Tapi kita masih ingin sekali pake dress itu. Kita senang pake dress itu, tapi kalo dipake keluar, orang melihat kita kayak orang aneh, orang mencibir, dan kita sendiri kurang pede untuk dicibir dan diliatin. 
Sampah ato bukan? Ini yang suka bingung, masih bagus, masih cantik, dan masih cukup. Tapi sudah out of date. 

Orang2 yang mempunya dress kayak gini yang biasanya terperangkap dalam unresolved thing in relationship.

Ada 3 pilihan yang bisa jadi kita temui di unresolved thing.
1. Get rid of it, selesaikan, bicarakan dengan mantan, dan buang segala penasaran.

2. Stay as it is. Leave it there. Dan membiarkan the unresolved thingt to be unquestionable or untold. Tidak perlu ditanyakan, dan jalanin hidup seperti biasa *ato memaksakan untuk tetap hidup seperti biasa?*, dan tidak usah mencari jawaban. Biarkan jawaban itu datang sendiri, dan kalo gak dateng2 ya sudah pertanyaan itu hanya akan tersimpan dengan baik di hati dan kepala. 

3. Melupakan segala pertanyaan yang ada. Lupakan kalo dia pernah ada. Lupakan kalo dia itu mantan. Lupakan segala kenangan. Lupakan kalo kita pernah suka/sayang/cinta. 

Dari pilihan2 diatas, pilihan 1 dan 3 adalah pilihan yang paling ekstrim. 
Terus terang menurut gw yang paling menyelesaikan masalah adalah pilihan 1 atau 2. 

Kalo pilihan 1, kita akan puas, tapi mungkin ada sakit hati ato malah kebalikannya seneng. Karena jawaban yang kita dapet mungkin iya atau mungkin tidak seperti yang kita harapan. Tapi paling tidak, tidak ada rasa penasaran yang terus ada di kepala, yang kadang2 selalu pop out waktu lagi gak ada kerjaan atau kalo lagi parah even when you're engaged. Berat sebenernya, walau kita selalu bilang bisa mempersiapkan untuk sakit hati, tapi tidak ada orang yang benar2 bisa menyembuhkan sakit hati sendiri. Yang namanya sakit hati siap atau tidak siap, tetep aja SAKIT.

Pilihan ke 3, another ekstrim choice. Yang menurut gw paling berat. Melupakan seseorang atau masalah yang dulu2, adalah hal yang sulit. Seperti yang pernah gw bilang, gak ada orang yang bener2 bisa lupa akan apa yang pernah terjadi. Apalagi kalo itu masalah orang yang pernah berarti dalam hidup kita. Effort untuk melupakan perasaan dan orang itu besar sekali. Ada orang yang berhasil bisa melupakan mantan yang pernah berarti. Well, mungkin mereka gak pernah lupa tentang apa yang sudah terjadi, tapi mereka bisa menganggap itu tidak pernah terjadi. Masih gak kepikir di otak gw gimana caranya, tapi memang ada orang yang bisa. 

Pilihan ke 2 mungkin yang paling aman. Tidak ada rasa sakit hati, dan tenaga besar yang keluar. Tetap menjalani hidup, walau dengan sejuta pertanyaan di kepala. Tidak ada usaha besar untuk dapet jawabannya. Tapi.. pilihan yang satu ini bahaya juga. Kejadiannya bisa jadi fatal, apalagi disaat kita memutuskan untuk menikah dengan orang laen (selaen mantan), lalu sebelum kita dinikahkan dengan orang baru, mantan kita tiba2 pop out, bisa jadi pernikahan itu gak jadi. Atau lebih parah lagi, laki2 itu tiba2 muncul saat hidup kita sudah settled. Unresolved thing, membuat perasaan bimbang, bisa2 hubungan yang baru hancur karena kehadiran orang yang sebenernya disimpan di sudut hati. Tapi, masih ada juga orang yang tetap bisa menghindar dari tergugahnya hati dengan kehadiran kembalinya sang mantan, walau gw yakin, itu merupakan masa2 sulit baginya.


Gw pernah memilih untuk pilihan kedua. Sempat mencari orang itu kemana2, bahkan menelpon jauh2 setelah sekian lama, tapi sayangnya gak ada satu pertanyaan pun yang terucap. Dan akhirnya gw biarkan saja seperti apa adanya. Jangan pikir, gw bisa nyelesainnya itu dalam waktu 1 thun, ato 2 thun. Gw butuh 7 thun. Atau bahkan lebih, karena pada kenyataannya gw memang belum bertemu lagi sama orangnya. Tapi perasaan gw, udah gak pernah nanya lagi dia dimana, atau kabar dia gimana. 

7 tahun, cukup menghabiskan masa belia gw. 

Kalo nanti gw harus terjerat lagi dengan unresolved thing. Pilihan mana yang harus gw pilih?
I don't wanna have another 7 years, untuk menunggu sebuah pertanyaan menjadi basi. Tapi belum tentu berani untuk ambil pilihan pertama atau ketiga.

Kalo lo yang terjerat? Pilihan mana yang paling aman buat lo?

If you enjoyed this post Subscribe to our feed

5 Comments

  1. Sara Sherlini Febriajie |

    This comment has been removed by the author.

     
  2. Sara Sherlini Febriajie |

    Asik pagi2 ada bacaan :)

    For me personally, I can never go with number 3.
    That's pretty impossible to do :)
    Sekali atau dua kali, gw sendiri pasti pernah keinget sm mantan Ndah, walopun gw udh kawin ;).
    Just don't mention it, when you do. Ga ada gunanya dibahas lagi.
    Deal with it, toh ga berapa lama lo bakal lupa lagi dan bs hidup normal lagi tanpa hrs kepikiran. Suatu hariiii nantiiiiiiiiiiii, gw yakin kita semua bs hidup bebas dari masa lalu. Suatu hariiiiii dimana kita udah bener2 sibuk sendiri sm hidup kita. Kadang2 gw mikir aja, masa iya sih bokap/nyokap kita masih mikirin mantan mereka pas sma/kuliah? hahaha. i don't think so ;)
    Btw yg pernah gw mentioned sbg "sampah" di post gw waktu itu adalah semua grudges2 yg msh kita simpen, as you said, pertanyaan2 spt dia dulu sayang ga ya ama gw? dia dulu pnh selingkuh ga? apa sebenernya yg bikin dia mutusin gw, dll.
    But u know what Ndah. Gw pernah bgt ngalamin kayak gini persissssss spt post-an lo ini. Terjebak di antara option 1 & 2.

    Gw pertama muter2 trs di option 1. Tapi orangnya dulu emang agak introvert dan gw ga puas sm jawaban2 dia dulu. Option 1, I think, is the best to solve the unresolved things, tapi klo si mantan ga mau diajak kerjasama kayak kasus gw gimana coba. haha.

    Jd pada akhirnya gw pilih option nomer 2.
    I tried so hard to ignore all the questions in my head and moved on with my life.
    But you know what, a few relationships after that, I finally can see clearly why we broke up.
    Dan klo gw ditaruh di posisi cowok itu, gw juga ogah pacaran sm diri gw sendiri! Hahahahaha.
    Tapi ya jelas, waktu baru2 putus itu gw terlalu gengsi dan terlalu sedih untuk ngeliat kekurangan2 gw itu. Org gw lagi patah hati, mana bs gw nyalahin diri sendiri juga! Tambah patah hati donk! Huhuhuhu...

    Intinya, for some people, the answers could be found in themselves! I was one of them, lucky me. Jd skrg gw dah ga penasaran lg deh ;)

    Gituuuu ndaaaahhh... panjang jg ye komen gw. heuheuheuhue... Nice post anyway dear! :)

     
  3. Chataureza |

    wah, postnya panjang, commentnya juga..

    well, gw ga tau gimana cewe sama cowo beda dalam nanggapin hal kaya gini, tp kalo gw sih, ada 1 term yang pasti lo pernah denger, closure..

    kaya apa sih closure itu?

    well, smua orang putus (sampe jadi mantan) ada alasannya kan, setelah lama lo ga bareng ama dia, lo list lagi apa apa alasan lo putus ama dia, bisa jeleknya dia, kebiasaan buruk, bisa di mana lo ga cocok, kenapa ga bisa lanjut, dll..

    then, lo temuin itu orang sekali lagi, some people say "people can change," well, they don't, and that's what you have to prove yourself..

    gw pernah gini dan saat itu gw ketemu nih mantan sekali lagi dan hati gw bilang, "you're right, gw bisa menderita kalo gw sama dia terus, orangnya manjaaaaa banget ampe gw bisa mati gara2 dituntut ini itu," and that's it, it all just went away..

    but of course there are few things to have closure, gw masih ada satu and i'm coping to get rid of this one person :D *but not my ex*

     
  4. Indah Puspita Rani |

    hehehe..

    baca comment diatas gw merasa gak sendiri..
    kalo gw bikin gabungan cerita2 orang.. mungkin banyak ya.. yang punya unresolved thing..

    mungkin gw emang harus ketemu... lagi..

    entah nanyain..
    ato sekedar memastikan bahwa emang gak bisa..

     
  5. melur |

    hehe.. gue juga kurang setuju ama option 3..
    we need those wrong people, to see what kind of the right person is..

    distinctive.
    'nuff said.

     

Post a Comment